Minggu, 30 Oktober 2011

Bab 3 Bentuk Dan Makna

Rumpun kata tugas (Partikel)
Kata tugas bukanlah satu nama satu jenis kata, melainkan kumpulan kata dan partikel. Kumpulan ini lebih tepat dinamakan rumpun tugas. Anggota rumpun kata tugas ada lima yaitu :
1. Kata depan (preposisi)
2. Kata sambung (konjungsi)
3. Kata seru (interjeksi)
4. Kata sandang (artikel)
5. Partikel

Seluruh kata tugas tidak mempunyai artikel leksikal yaitu arti kata secara lepas tanpa kaitan dengan kata lain (misalnya makan berati memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, lalu ditelan). Arti kata tugas barulah jelas setelah dikaitkan dengan dengan kata lain ; misalnya agar lulus ujian, dari kebun, ke kampus, yang sebelah kiri, si terhukum.

Jika dari verba pulang dapat diturunkan bentuk berpulang, memulangkan, kepulangan; terhadap kata depan di, kata sambung yang, dan kata seru wah, tudak dapat dilakukan hal yang sama. Hanya sebagian kecil saja kata tugas yang dapat membentuk kata turunan seperti sebab, sampai, oleh, aduh, yang dapat antara lain menjadi disebabkan, penyampaian, memperoleh, mengaduh. Berikut ini kelima anggota kata tugas itu diuraikan secara ringkas satu per satu.
Kata Depan (Preposisi)

Kata depan atau preposisi adalah kata tugas yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat, atau kata kerja untuk membentuk gabungan kata depan (frasa preposional).
Contoh :
Di kantor pada hari minggu
Di kota buat orang tuamu
Dengan memburuh bagi almamater tercinta
Oleh petugas sekretariat sejak kecil
Tentang peristiwa itu
Kata yang dicetak tebal dalam contoh diatas adalah preposisi. Adanya preposisi dengan di depan kata kerja memburuh;

Kata Sambung (Konjungsi)
Kata sambung atau konjungsi adalah kata tugas yang berfungsi menghubungkan kedua kata atau dua kalimat. Kata sambung disebut juga dengan istilah konjungtor.

Contoh :
1. ... antara hidup dan mati.
2. Anda pasti berhasil kalau rajin belajar.
3. ... oleh Presiden atau wakil Presiden RI.
Konjungtor juga dipakai untuk menautkan dua kalimat dalam sebuah alinea dengan cara memakai konjungtor pada awal kalimat yang kedua; bahkan dapat juga pada awal kalimat ketiga. konjungtor itu dinamakan konjungtor antarkalimat.
Contoh:
Meskipun demikian
walaupun begitu
kemudian

Kata Seru (Interjeksi)
Kata seru atau interjeksi adalah kata tugas yang dipakai untuk mengungkapkan seruan hati seperti rasa kagum, sedih , heran, dan jijik. Kata seru dipakai dalam kalimat perintah.
Contoh:
Ayo, maju terus, pantang mundur!
Aduh, gigiku sakit sekali!
Kata Sandang (Artikel)
Kata sandang atau artikel adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah orang atau benda. Ada tiga macam artikel yaitu 1. Artikel yang menyatakan kalimat tunggal, 2. Artikel yang menyatakan makna jamak, 3. Artikel yang menyatakan makna netral.
Contoh:
a. Yang bermakna tunggal : sang guru
b. Yang bermakna jamak : para petani
c. Yang bermakna netral : si hitam manis

Partikel
Sebenarnya partikel bermakna ‘unsur-unsur kecil dari suatu benda
Contoh:
-kah
Apakah bapak Ahmadi sudah datang?
-lah
Apalah dayaku tanpa bantuanmu!
-tah
Siapatah gerangan jodohku nanti?
Pun
Apapun yang terjadi, saya harus pergi.
Frasa
Frasa adalah kelompok kata yang tidak mengandung predikat dan belum membentuk klausa atau kalimat. Ciri frasa ada tiga : 1. Konstruksinya tidak mempunyai predikat (non predikatif), 2. Proses pemaknaannya berbeda dengan idiom, 3. Susunan katanya berpola tetap. Dalam contoh dibawah ini, pada kolom berpredikat dengan mudah diketahui adanya unsur perbuatan atau aksi dan sifat tertentu dari subjek, walaupun subjeknya dicantumkan .

Idiom adalah dua kata atau lebih yang membentuk makna baru dan makna itu sudah bergeser jauh dari makna lesikal kata asal. Kalau proses pemaknaan itu dibuatkan dalam bentuk rumus, bentuknya kira-kira seperti dibawah ini:
Idiom = (A+B = C)
Frasa = (A+B = AB)


Contoh idiom:
Tipis kuping = tak tahan sindiran
Gulung tikar = bangkrut
Contoh frasa:
Jumpa pers = berjumpa dengan pers (wartawan)
Haus kekuasaan = haus akan kekuasaan
Perhatikan contoh perpindahan frasa dalam kalimat dibawah ini:
Hari ini akan diadakan jumpa pers
Jumpa pers akan diadakan hari ini
Kalau idiom kadamg-kadang “bisa ditawar” sehingga susunan kata-katanya dapat dipetukarkan.
Misalnya :
Tipis kuping -----------------> kuping tipis

Seperti halnya kata, frasa dapat dikelompokkan atas lima macam.


Seperti halnya kata, frasa dapat dikelompokkan atas lima macam.

Contoh kata asal Perluasan Menjadi Frasa
(1) Mengetik (verba) Mengetik dengan sepuluh jari (frasa verbal)
(2) Dingin (adjektiva) Dingin yang menusuk tulang (frasa adjectival)
(3) Sekarang (adverbia) Pada waktu sekarang ini (frasa adverbial)
(4) Sepeda (nomina) Sepeda gunung buatan italia (frasa nominal)
(5) Di (partikel) Di dalam (frasa partikel)


Beda frasa tang satu dan yang lain terletak pada inti frasa. Berikut disajikan aneka contoh frasa dengan tujuan utama agar dapat dimanfaatkan sebagai pengisi subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan dalam penulisan kalimat.
a) Contoh frasa verbal (artinya sama dengan arti kata kerja)
Asyik belajar intinya:belajar)
b) Contoh frasa adjectival (artinya sama dengan arti kata sifat)
Sudah baik
Sangat malu
c) Contoh frasa adverbial (artinya sama dengan arti kata keterangan)
Pada zaman jepang
Diatas meja makan
d) Contoh frasa nominal artinya sama dengan artikata benda)
Anak cucu
Penyakit yang sangat berbahaya
e) Contoh frasa partikel (artinya sama dengan arti kata depan)
Selain dari
Sampai ke

Makna dan Perubahannya
Makna adalah hubungan antara bentuk bahasa dengan objek atau sesuatu (hal) yang diacunya. Ada dua macam makna yang terpenting,yaitu (1) makna leksikal, (2) makna gramatikal.
1) Makna leksikal atau makna denotasi adalah makna kata secara lepas tanpa kaitan dengan kata yang lain dalam sebuah struktur. Istilah leksikal berasal dari leksikon yang berarti kamus
2) Makna gramatikal atau makna konotasi ialah makna yang timbul akibat proses gramatikal.
Dalam kaitan dengan makna, ada beberapa istilah yang perlu kita pahami, diantaranya adalah sinonim, homonym, dan hiponim.
a) Sinonim atau padan makna ialah ungkapan yang maknanya hamper sama dengan ungkapan lain. Relasi sinonim selalu berlaku dua arah. Sinonim dapat dibedakan menurut taraf dimana ai terdapat.
1) Sinonim antar kalimat; misalnya Saya melihat dia dan Dia kulihat.
2) Sinonim antarfrasa; misalnya dua tangkai bunga dan bunga dua tangkai.
3) Sinonim antarkata; misalnya nasib dan takdir, memuaskan dan menyenagkan.
4) Sinonim antarmorfem; misalnya pemirsa dan pirsawan, kestabilan dan stabilitas.
b) Antonym atau lawan makna ialah ungkapan yang maknanya kebalikan dari ungkapan yang lain. Antonym dapat dibedakan atas tataran sistematis berikut ini.
1) Antonim antarkalimat; misalnya Dia sakit dan Dia tidak sakit.
2) Antonim antarfrasa ; misalnya secara teratur dan secara tidak teratur.
c) Homonim terjadi jika dua kata mempunyai bentuk dan ucapan yang sama, tetapi maknanya berbeda.
d) Hiponim terjadi jika makna sebuah ungkapan merupakan bagian dari makna ungkapan yang lain; misalnya merah adalah hiponim dari kata berwarna.
Dalam proses perkembanga bahasa, makna suatu kata dapat mengalami perubahan.perubahan itu dapat disebabkan oleh perbedaan tempat pemakaian, perbedaan waktu pemakaian, dan kehendak untuk memberi makna baru. Di antara perubahan makna yang penting sebagai berikut.
1) Meluas, yaitu cakupan makna sekarang lebih luas dari makna yang lama.
2) Menyempit, yaitu jika ucapan makna dahulu lebih luas dari makna yang sekarang.
3) Amelioratif, yaitu perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilainya dari makna lama.
4) Peyoratif, yaitu perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendaj nilainya dari makna lama(kebalikan dari ameliorative).
5) Sintesia, yaitu perubahan makna yang terjadi karena pertukaran tanggapan dua indera yang berlainan.
6) Asosiasi, yaitu perubahan makna yang terjadi karena persamaan sifat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar